CAHAYA MATA HATI
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim. Allahumma sholli 'alaa Sayyidinaa Muhammad.
Hi, reader! Pada kesempatan kali ini saya ingin membagikan catatan kajian tentang Cahaya Mata Hati dari Ustadzah Aisyah Farid Binti Syekh Abu Bakar, di Masjid Jami' Bintaro Jaya, tanggal 7 Agustus 2025. Klik untuk mendengarkan.
Pembahasan firman Allah SWT, sebagai berikut:
Allah SWT berfirman bersegeralah, bergegaslah, cepat-cepatlah kamu. Allah SWT menyuruh kita cepat-cepat menjemput maghfiroh (ampunan Allah SWT). Allah SWT baik sekali, membagikan ampunan yang luar biasa dan selalu memberi tahu kita letak-letak ampunan-Nya ada di mana saja. Di antara ampunan yang Allah SWT katakan dengan duduknya kita di majelis ilmu (setelah belajar, menyimak dan mengamalkan ilmu lalu sebelum kamu bangkit itu semua kesalahan-kesalahan telah diganti oleh Allah SWT dengan semua kebaikan-kebaikan), itu hanya salah satunya.
Ampunan tidak datang untuk orang yang diam/ pasif tiada ikhtiar, tetapi ampunan itu akan didapat saat kita punya usaha. Berbeda dengan rezeki, kalau rezeki kita diam aja, kasarnya sudah ada jaminan dari Allah SWT, sedangkan ampunan Allah SWT harus dikejar dan dijemput. Karena ampunan Allah SWT itu mahal, di balik ampunan ada surga, yang mana surganya juga mahal.
Di mana saja letak pengampunannya Allah SWT? Allah SWT meletakannya pengampunannya di majelis ilmu, pada istri yang patuh pada suami, pada anak yang patuh kepada kedua orang tuanya, juga pada saat kita mengerjakan ketaan kepada-Nya.
Kenapa Allah SWT pengen kita cepat-cepat ke ampunan? Karena Allah SWT ingin kita jadi orang yang paling selamat. Ibaratnya kalau ada bencana alam di suatu gedung, kan yang selamat orang yang paling cepat lari. Karena selain daripada ampunan, selain daripada sesuatu yang mengantarkan kita pada surga semua itu adalah bencana. Orang lalai sama Allah SWT, orang maksiat, orang yang jauh dari Allah SWT dan orang yang tidak mendekatkan diri kepada ketaatan itu adalah bencana.
Ampunan Allah SWT tidak bisa dilihat dengan mata kita biasa. Tetapi ternyata sebagaimana Nabi katakan surga itu kiasanya; mata tidak pernah lihat yang seperti itu, telingga tidak pernah mendengar yang semacam itu, hati tidak pernah terbayang akan keindahan yang semisal itu. Tetapi setidaknya rasa itu bisa kita bayangkan bersama, makanya Allah SWT beri kita visualisasi tentang surga melalui ayat dan firman-Nya.
Kita tidak mampu melihat ampunan Allah SWT beserta surga dengan telanjang mata. Tidak hari ini di dunia tidak. Tetapi kita bisa menemukan surga dan dimana itu ampunan dengan mata hati kita. Begitu juga seseorang merasa dosanya banyak, begitu menumpuk, itu sesuatu yang tak kasat mata, Tetapi itu dirasa oleh mata hati kita yang disebut dengan nurani kita. Wujud pahala juga tidak kelihatan, padahal ada. Dosa, ampunan, beserta murkanya Allah SWT pun ada. Allah SWT membuat kita selaku manusia mampu merasakan itu. Tetapi ternyata untuk merasakan ampunan dan merasakan murka itu dibutuhkan tes yang lebih mendalam dari hati kita.
Sering kali manusia dibuat bimbang, bingung untuk menemukan arah di mana ampunan dan di mana jalan surga, itu karena ternyata hatinya tertutup. Dari sekian banyak orang yang punya mata belum tentu mereka punya mata hati. Penyebab mata hati tertutup adalah disebabkan banyaknya dosa yang selama ini diperbuat, banyaknya pengabaian dan kelalaian yang diperbuat. Itu sangat mempengaruhi kecerahan hati nurani.
Para ulama selalu mengaitkan Rasulullah SAW sebagai cahaya. Beliau yang dengan cahayanya menuntun semua orang yang berada dalam kebimbangan (tidak tahu di mana letak ampunan, letak surga, letak murka dan letak neraka), beliau adalah Nabi Muhammad SAW. Bukan hanya cahaya hidup, tetapi cahaya hati. Walaupun beliau tidak ada. Tetapi ada peninggalannya yang tidak pernah hilang, yaitu Al-Qur'an dan Sunnah. Ilmu itu sama dengan menjabarkan dari Al-Qur'an dan Sunnah.
😇Agar hidup ini bertemu selalu dengan penuntun dari cahaya dan caranya hati agar mata hati tidak tertutup dia menemukan cahayanya itu tergantung bagaimana hubungan kita dengan ilmu. Karena ternyata hari ini yang bisa menuntun kita dari apa yang Nabi kita tinggalkan kepada kita, walaupun beliau sudah tidak ada, tetapi cahayanya tetap ada, yaitu ilmu. Begitu juga dengan mata hati.
Ilmu adalah cahaya dan cahaya tidak bisa menyatu dengan sesuatu yang kotor. Cahaya seterang apa pun itu, jika kita tutup maka cahayanya tidak akan pernah tembus, ada penutupnya dari dosa. Semakin jauh kita dari dosa, semakin terang hidup kita. Semakin jauh hati ini dari noda, semakin terang cahayanya bagi hati kita. Tetapi saat kita tidak bisa menjaga diri dari maksiat, maka sama dengan artinya kita pun tidak membiarkan cahaya itu terang, tapi kita biarkan cahaya itu meredup dengan adanya penutup-penutup dosa yang yang kita perbuat. Dosa hati lebih parah, karena orang kalau hatinya yang tertutup dengan selaput dari noda-nodanya tidak akan lagi bisa membedakan mana yang benar, mana yang salah. Tidak bisa lagi melihat mana kebaikan, mana keburukan. Maka bisa jadi semuanya sama. Bahkan tidak tidak lagi bisa membedakan mana ridho Allah SWT, mana murka.
😍Sebuah kisah yang bisa kita ingat tentang Imam Syafi'i yang mempunyai daya ingat luar biasa, menceritakan pengalaman pribadinya saat mengadukan kesulitan menghafal kepada gurunya, Imam Waki'. Imam Syafi'i mengeluh kepada Imam Waki' tentang hafalan yang buruk atau sulit diingat. Imam Waki' memberikan nasihat untuk meninggalkan maksiat. Setelah mengingat kembali maksiat apa yang pernah Imam Syafi'i lakukan adalah tanpa sengaja melihat kaki seorang wanita yang tidak memakai kaos kaki. Imam Waki' mengatakan bahwa:
“Ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah (hidayah dan ilmu) tidak mungkin diberikan kepada orang yang berbuat maksiat.” - Imam Waki'
Pentingnya seorang yang menuntut ilmu. Terutama Al Habib Abdullah bin Husein bin Thahir, beliau berkata:
"Ilmu tidak akan pernah masuk di hati orang yang kotor. Ilmu tidak akan menetap di hati orang yang dipenuhi dengan dosa. Ilmu akan bersahabat dengan kita saat kita mampu membersihkan diri kita dari semua dosa-dosanya." - Al Habib Abdullah bin Husein bin Thahir
Pesan penting dan PR:
Bersihkan semua kekeruhan dalam diri kita, dalam hati kita,
dari maksiat- maksiat yang kita perbuat betul-betul hindari dan tinggalkan.
Putuskan hubungan kita dengan semua kesalahan, lalu perbaikinya dengan ilmu.
Karena cahaya akan masuk dan akan menuntun kita bila kita bersihkan ruang hati
kita. Saat kita bersihkan ruang hati kita, maka munculah disitu cahaya di dalam
hati. Dia bukan hanya menjadi cahaya mata hati, tetapi bisa menjadi cahaya
pendengaran hati, cahaya hati di dalam hati, yang mengantarkan kita lebih dalam
dari pada hati, yang terus menurus bisa menuntun kita dalam ridho-Nya. Saat ingin menemukan cahaya, yang pertama di lakukan
adalah sadari kesalahannya. Jangan pernah merasa diri kita
yang paling berilmu. Karena kalau kita merasa paling berilmu, berarti sudah
terkena penyakit hati, sudah pasti aslinya tidak punya ilmu. Karena orang
berilmu yang sesungguhnya akan merasa tidak berilmu, selalu merasa di atas
kepintaran kita ada yang lebih pintar. Raihlah ridho Allah SWT dengan menjemput ridho kedua orang tua kita. Jangan sampai sudah rajin ibadah dan menuntut ilmu, tetapi tidak berbakti kepada orang tua apalagi sampai memutus hubungan dengan orang tua. Karena Allah SWT sudah mengaitkan Ridho Allah ada di ridhonya orang tua.
Perlu diingat:
Seorang pendosa yang melakukan perbuatan dosanya dengan rasa
bersalah lebih mulia daripada ahli ibadah yang melakukan ibadah dengan
kesombongan. Karena di dalam hatinya tidak terselip keangkuhan dan kesombongan, yakni hati yang selamat dari dengki, dan iri. Tubuhnya maksiat, tapi hatinya selamat, hatinya terjaga dari semua dosa, karena punya nurani, punya hati.
Rasulullah SAW mengingatkan kepada kita, bahwa Allah SWT tidak melihat penampilanmu, riasanmu, siapa kamu, seperti apa pun dirimu, tetapi yang Allah SWT perhatikan hatimu. Hati kita semua adalah sarana di mana Allah SWT melihat siapa jati diri kita. Hati adalah sesuatu yang berharga yang perlu kita jaga. Malulah kita saat Allah SWT melihat ternyata kita iri dengan salah satu nikmat hamba-Nya, saat kita merasa lebih hebat dari orang lain, saat kita sedang marah, kesal, dendam atau mungkin kita simpan semua luka dari luka-luka yang pernah terjadi semasa hidup kita.
Maka kita minta agar Allah SWT jadikan hati kita, hati yang terus dipandang dengan ridho, hati yang dipandang dengan rahmat, hati yang dipandang dengan cinta. Karena hati yang telah dipandang oleh-Nya adalah hati yang dan jiwa yang Insya Allah tidak akan pernah tersiksa oleh siksa-Nya. Orang kalau sudah sekali dipandang Allah SWT, hatinya tak akan lagi berpaling, hatinya tidak akan menjauh dari-Nya. Hatinya akan terus mengejar dan mendekat kepada-Nya.
Berikut adalah doa yang dibacakan oleh Ustadzah Aisyah Farid Binti Syekh Abu Bakar sebagai penutup. Dimana penggunaan kata 'kami' saya ganti menjadi 'Aku' agar doa ini menjadi lebih personal ketika dibaca dalam keseharian, sebagai berikut:
Yaa Rabb,
Ampuni semua dosa-dosaku.
Tutupi semua aib dan kekuranganku.
Jadikan hatiku;
hati yang dipenuhi dengan keindahan,
hati yang dipenuhi dengan cahaya,
hati yang dipenuhi dengan akhlak,
hati yang dipenuhi dengan kerendahan tawadu,
hati yang dipenuhi dengan ikhlas,
hati yang dipenuhi dengan tawakal,
hati yang dipenuhi dengan ilmu dan hikmah,
hati yang dipenuhi dengan cinta,
hati yang dipenuhi dengan rindu, dan
hati yang dipenuhi dengan kasih sayang.
Yaa Allah,
Bebasakan hatiku dari segala kemaksiatannya dan dari noda-nodanya.
Yang terluka disembuhkan, yang kecewa dan tersakiti bersihkan kekecewaan dari hatiku.
Yaa Allah,
Ganti semua kekecewaan dengan kebahagiaan, dengan ketenangan, dan dengan kedamaian.
Allahumma, yaa Allah,
Pandang hatiku dengan pandangan Rahmat-Mu dan pandangan kasih sayang-Mu.
Pandangan yang dengannya Kau tidak akan pernah lagi murka kepadaku.
Pandangan yang dengannya Kau menuntunku dan membimbingku di jalan hidup dunia maupun akhirat.
Pandangan yang dengannya aku semakin cinta kepada-Mu, semakin cinta kepada Rasul-Mu, semakin cinta kepada ilmu, dan semakin cinta kepada ketaatan yang mendekatkan diriku kepada-Mu, yaa Rabb.
Allahumma, yaa Allah,
Pandang semua yang sakit dari semua sakit hati yang aku rasa di dunia ini, yaa Allah.
Sembuhkan sakitku berkat wasilah Nabi Muhammad SAW, yaa Allah.
Yang keruh di dalam hatiku, yang tertutup dari selaput noda di hatiku.
Yaa Allah,
Tuntun dan berikan cahayaku, ya Allah.
Agar aku berjalan di atas cahaya-Mu.
Agar aku berjalan dengan pantulan cahaya Nabi-Mu.
Agar aku berjalan dengan cahaya yang Engkau Ridhoi, yaa Allah.
Allahumma, ya Allah,
Kumpulkanku di akhirat bersama orangtua, saudara, pasangan dan anak keturunanku
sebagaimana Engkau kumpulkanku di dunia bersama dengan mereka.
Kumpulkan aku di akhirat bersama Nabi Muhammad SAW.
Allahumma, yaa Allah
Bila datang ajal menjemput, yaa Allah.
Wafatkan aku dalam keadaan Engkau Ridho kepadaku.
Wafatkan aku dalam keadaan paling indah.
Wafatkan aku dalam keadaan yang paling Engkau cinta, yaa Allah.
Wafatkan aku dalam keadaan dihadiri Rasulullah SAW, yaa Allah.
Wafatkan aku dalam di atas kalimat Lailahaillallah Muhammadarrasulullah.
Yaa Rabb,
Dengannya hidupkanku.
Yaa Rabb,
Dengannya wafatkan aku.
Yaa Rabb,
Dengannya kumpulkan aku bersama seluruh ahli Lailahaillallah Muhammadarrasulullah.
Robbana latuzig qullubana ba'daidz haddaitana wahabblana miladunka, rohmatan innaka antal wahab.
Masya Allah, bersyukur banget Alhamdulillah, jadi dapat pengingat tentang menjaga hati. Menjadi bagian pentingnya mendengarkan kajian. Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam saya menyampaikan baik ceritanya maupun penulisannya di postingan ini. Kalian yang membacanya jangan sungkan untuk menyampaikannya ke saya apabila terdapat kesalahan, ya.
Semoga sharing story ini bermanfaat untuk saya dan juga untuk kalian juga yang membacanya. Menjadi bagian usaha kita untuk lebih memperhatikan apa yang tersimpan dan diniatkan dari hati kita. Semoga Allah SWT menjadikan kita termasuk orang-orang yang diinginkan untuk menjadi baik dan lebih baik lagi. Aamiin...
Terima kasih sudah membaca dan berkunjung ke blog ini. Sampai jumpa di postingan sharing story lainnya.
Barokallahu fiikum.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
—Desti
1 Comments
Masya Allah Tabarakallah 🥰
ReplyDelete