Book Review & Resume: MEN are from MARS WOMEN are from VENUS



Hi, reader! Pada kesempatan kali ini saya akan membagikan review singkat dan resume agar tidak lupa perbedaan antara kaum pria dengan kaum wanita dari buku MEN are from MARS WOMEN are from VENUS. Waktu saya share buku ini di story instagram ada yang mengira ini bukan buku non-fiksi, ada yang bilang seperti judul novel.

Di bagian awal buku ini kita diberitahukan perlu membayangkan terlebih dahulu bahwa pria berasal dari Mars dan para wanita dari Venus. Singkat cerita mereka jatuh cinta kemudian tinggal di Bumi. Pada suatu pagi, segala sesuatu yang mereka ketahui tentang perbedaan-perbedaan mereka terhapus dari ingatan dan sejak hari itu, para pria dan wanita terus-menerus bertengkar.


Judul buku: MEN are from MARS WOMEN are from VENUS
Penulis: John Gray, Ph.D.
Tahun terbit: Cetakan ketiga puluh tiga, Februari 2020
Tebal: 437 Halaman
Genre: Self-Improvement
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 978-602-03-7521-2



Sumber gambar: Instagram @tidestiasti


Buku ini terdiri dari 13 bab. Yang dibahas di antaranya adalah tentang perbedaan nilai-nilai pria dan wanita, cara mengatasi ketegangan jiwa, cara memotivasi lawan jenis, tentang kesalahpahaman yang umum terjadi antara pria dan wanita, tentang kebutuhan intim yang berlainan dan cara berkomunikasi satu sama lain. Karena pria dan wanita sering salah menafsirkan arti bahasa tersebut di buku ini ada kamusnya juga, lo!

Buku ini menyajikan fakta-fakta permasalahan yang relate banget mengenai keluhan wanita dan pria pada umumnya. Terutama dalam berkomunikasi, memecahkan masalah dan mengahadapi stres.

Selain itu, untuk wanita dan pria yang sering saling menyalahkan di sini ada contoh-contoh dan langkah-langkah untuk menentukan dan menghargai batas-batas. Batas-batas ini seperti mengingatkan kembali apa hak dan kewajiban masing-masing. Terutama untuk perlakuan secara kurang hormat seperti berteriak, menggerutu, dll. Kemudian diarahkan untuk bisa saling memberi dan menerima.

Setelah baca buku ini, saya jadi merasa seperti diingatkan kembali bahwa pria dan wanita sewajarnya memang berbeda. Hadirnya buku ini membantu banget untuk mempelajari perbedaan-perbedaan dan batasan-batasan tersebut untuk bisa kembali berdamai dan saling mendukung.




Memperbincangkan perbedaan nilai-nilai pria dan wanita mencoba memahami dua kesalahan terbesar kita dalam berhubungan dengan lawan jenis: secara keliru, kaum pria menawarkan penyelesaian-penyelesaian dan mengabaikan perasaan-perasaan, sementara kaum wanita menawarkan nasihat serta petunjuk yang tidak diminta.

Keluhan yang paling sering diungkapkan wanita mengenai pria ialah bahwa pria tidak mendengarkan. Biasanya pria sama sekali mengabaikan wanita ketika ia berbicara, atau pria itu mendengarkan beberapa waktu, menilai apa yang merisaukan hati wanita, kemudian dengan bangga menawarkan pemecahan untuk membuat si wanita merasa lebih baik.

Keluhan yang paling sering diungkapkan pria mengenai wanita ialah bahwa wanita senantiasa mencoba mengubah pria. Apabila seorang wanita mencintai seorang pria, sang wanita merasa bertanggung jawab untuk membantu pria itu dalam pertumbuhannya, dan mencoba menolong si pria melakukan segala sesuatunya.

Arti diri pria ditentukan oleh kemampuannya mencapai hasil-hasil. Mereka mengalami kepuasan terutama melalui sukses dan prestasi.

Arti diri seorang wanita ditentukan melalui perasaan-perasaannya dan mutu hubungan-hubungannya. Mereka mengalami kepuasan karena berbagi dan berhubungan.

Kaum pria sangat tidak suka dikoreksi atau diberi tahu apa yang harus dilakukannya. Ia meyimpan kesulitan-kesulitannya bagi dirinya sendiri, kecuali ia membutuhkan pertolongan orang lain untuk mencari penyelesaian.

Kaum wanita membicarakan masalah-masalahnya supaya menjadi akrab, bukan semata-mata untuk mencari penyelesaian. Betapa pentingnya sekedar mendengarkan tanpa menawarkan penyelesaikan.

Jadi, wanita perlu menahan diri tidak memberi nasihat atau kecaman yang tidak diminta. Sedangkan pria perlu mendengarkan kapan saja seorang wanita bicara, semata-mata untuk memahami apa yang dialaminya dengan penuh rasa hormat.




Melihat cara-cara berbeda yang digunakan pria dan wanita dalam mengatasi ketegangan jiwa. Penduduk Mars cenderung menarik diri dan memikirkan persoalan mereka dalam diam. Sedangkan orang Venus secara naluriah merasa perlu memperbincangkan apa yang merisaukan mereka.

Pria akan merasa lebih baik dengan memecahkan persoalan, sementara wanita akan merasa lebih baik dengan membicarakan persoalan-persoalan itu.

Bila sedang marah, penduduk Mars tak pernah membicarakan apa yang merisaukan hatinya. Ia tak pernah membebani rekannya dengan masalah-masalahnya, kecuali jika bantuan sahabatnya itu diperlukan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Sebagai gantinya, ia jadi sangat pendiam dan pergi ke gua pribadinya untuk merenungkan masalahnya, mengunyahnya terus-menerus untuk mencari penyelesaian. Setelah menemukan penyelesaian, ia merasa jauh lebih enak dan keluar dari guanya.

Bila penduduk Venus marah atau tegang karena harinya, untuk memperoleh kelegaan, ia akan mencari orang yang percayainya, kemudian akan berbicara dengan sangat mendetail mengenai masalah-masalahnya hari itu. Setelah berbagi perasaan mengenai kebingungannya, penduduk Venus akan merasa lebih enak. Inilah cara orang Venus.

Penduduk Venus merasa senang bila ia mempunyai teman-teman yang penuh cinta, yang dapat berbagi perasaan serta kesulitan-kesulitannya. Penduduk Mars senang hatinya bila dapat memecahkan kesulitannya sendirian di guanya. Rahasia-rahasia merasa senang ini masih berlaku sekarang.

Orang Mars belajar untuk menghargai bahwa orang Venus perlu berbicara untuk merasa lebih baik. Orang Venus belajar menghormati bahwa orang Mars perlu mengurung diri untuk menghadapi ketegangan jiwa.



Membahas cara memotivasi lawan jenis. Pria merasa termotivasi saat mereka merasa dibutuhkan, sementara wanita termotivasi bila mereka dihargai.

Kaum pria jadi termotivasi dan bersemangat kala mereka merasa dibutuhkan. Apabila seorang pria tidak merasa dibutuhkan dalam suatu hubungan, lambat-laun ia menjadi pasif dan kurang gairah; hari demi hari semakin sedikit yang diberikannya dalam hubungan tersebut. Sebaliknya, bila ia dipercaya untuk melakukan yang terbaik demi memenuhi kebutuhan-kebutuhan si wanita dan usaha-usahanya dihargai, pria itu jadi bersemangat dan bisa memberi lebih banyak.

Sebagaimana halnya penduduk Venus, kaum wanita merasa termotivasi dan bersemangat bila mereka merasa dicintai. Jika seorang wanita tidak merasa dicintai dalam suatu hubungan, lambat-laun ia merasa bertanggung jawab secara terpaksa dan kelelahan karena memberi terlampau banyak. Sebaliknya, dan apabila ia merasa dicintai dan dihormati, ia akan bisa memberi lebih banyak.

Pengertian, kepercayaan, kasih sayang, penerimaan, dan dukungan merupakan pemecahannya, bukan menyalahkan pasangan kita.

Tetapi yang paling penting, wanita perlu memahami batas-batas tentang apa yang dapat diberikannya tanpa merasa kesal pada pasangannya.




Mempelajari tentang kesalahan pemahaman yang umum terjadi antara pria dan wanita karena mereka berbicara dengan bahasa yang berbeda. Bahasa Mars dan bahasa Venus mempunyai kata-kata yang sama, tetapi cara penggunaannya memberikan makna yang berbeda-beda. Ungkapan-ungkapanya serupa, tetapi mengandung konotasi atau penekanan emosional yang berbeda.
"Tantangan terbesar bagi kaum wanita adalah menafsirkan dengan tepat dan mendukung pria saat ia tidak berbicara." (Hlm. 98)


Sering kali pria tiba-tiba berhenti bicara dan berdiam diri. Ini tak pernah terjadi di Venus. Mulanya wanita menganggap pria itu tuli. Ia mengira pria itu tidak mendengar ucapannya, sehingga tidak memberi tanggapan.

Jadi, pria dan wanita berpikir dan menganalisis informasi tanggapan dengan cara yang amat berbeda. Kaum wanita menyampaikan pikiran-pikirannya, membagikan proses penemuan batin mereka dengan pendengar yang menaruh minat. Bahkan sekarang pun sering kali wanita menemukan apa yang ingin dikatakannya saat ia berbicara. Proses membiarkan pikiran-pikiran ini mengalir bebas dan pengungkapan secara langsung dapat menolongnya menimba nalurinya. Proses ini wajar sekali dan terkadang amat perlu.

Tetapi kaum pria memproses informasi dengan cara yang amat berbeda. Sebelum berbicara atau memberi tanggapan, pertama-tama mereka "mengunyah" atau merenungkan apa yang telah mereka dengar atau alami. Dalam hati mereka merenungkan tanggapan yang paling betul atau paling bermanfaat. Terlebih dahulu mereka merumuskannya dalam hati, kemudian mengungkapkannya. Proses ini makan waktu beberapa menit hingga beberapa jam. Dan yang semakin membingungkan kaum wanita, apabila pria tidak memperoleh cukup banyak informasi untuk memproses sebuah jawaban, boleh jadi ia tidak menjawab sama sekali.

Kaum wanita perlu memahami bahwa apabila pria diam, itu berarti ia mengatakan, "Aku tidak tahu apa yang harus dikatakan, tapi aku sedang memikirkannya." Tapi kaum wanita menafsirkannya, "Aku tidak menjawab karena aku tidak mencintaimu dan aku akan mengabaikanmu. Apa yang telah kau katakan padaku tidak penting, jadi aku tidak menjawab."

Kaum wanita perlu memahami bahwa pria merasa lebih dihargai bila tidak disodori nasihat-nasihat yang tidak diminta dalam menyelesaikan kesulitan-kesulitannya. Pria membutuhkan dukungan yang penuh cinta, tapi bukan dalam cara yang dipikirkan wanita. Menahan diri untuk tidak mengoreksi atau mencoba memperbaikinya dapat membesarkan hatinya. Memberikan nasihat juga dapat menghiburnya bila pria itu sendiri memintanya.

Bila muncul kesalahpahaman, ingatlah bahwa kita berbica dalam bahasa berbeda; sisihkan waktu untuk menerjemahkan apa yang sebenarnya dimaksudkan atau ingin dikatakan pasangan Anda. Tentu ini membutuhkan latihan, tapi ini sungguh layak dilakukan.




Pria dan wanita mempunyai kebutuhan-kebutuhan keintiman yang berlainan. Pria mendekat, kemudian menarik diri. Wanita akan belajar bagaimana mendukung proses penarikan ini agar si pria berbalik kepadanya seperti karet gelang. Sikap cinta seorang wanita naik-turun secara berirama seperti gelombang. Kaum pria akan belajar cara menafsirkan dengan tepat perubahan-perubahan perasaan yang terkadang timbul mendadak ini. 

Pria seperti karet gelang. Saat menarik diri, mereka hanya dapat mulur sejauh mereka dapat mengerut kembali. Karet gelang adalah kiasan sempurna untuk memahami siklus Keakraban laki-laki. Siklus ini meliputi mendekat, menarik diri, kemudian mendekat lagi. 

Pria menarik diri dan memuaskan kebutuhannya akan otonomi, tiba-tiba pria ingin berhubungan erat lagi. Pria secara otomatis berubah-ubah antara membutuhkan kedekatan dan kemandirian.

Bila wanita ingin bicara atau merasa lebih dekat, dialah yang harus berbicara, bukannya mengharapkan pria mengawali pembicaraan. Untuk mengawali pembicaraan, wanitalah yang perlu lebih dahulu berbagi rasa, meski pasangannya hanya bicara sedikit. Setelah merasa dihargai karena mau mendengarkan, lambat-laun pria akan bicara lebih banyak.

Wanita seperti gelombang. Bila merasa dicintai, harga dirinya naik-turun dalam gerakan gelombang. Saat merasa sangat senang, ia akan mencapai suatu puncak, tapi suasana hatinya bisa berubah dengan tiba-tiba dan gelombangnya akan terhempas turun. Penurunan ini sifatnya sementara. Setelah ia mencapai dasar, tiba-tiba suasana hatinya berubah lagi dan ia kembali merasa senang akan dirinya. Otomatis gelombangnya mulai naik kembali.

Ketika gelombangnya sedang naik, wanita dapat merasa puas dengan apa yang dimilikinya. Tapi saat terhempas ia jadi sadar terhadap apa yang tidak dimilikinya. Kalau perasaannya sedang enak, ia sanggup melihat dan menanggapi hal-hal yang baik dalam hidupnya. Tapi bila ia sedang terhempas, penglihatannya yang penuh cinta menjadi kabur, dan ia lebih bereaksi terhadap apa yang kurang dalam hidupnya.




Pria dan wanita memberikan jenis cinta yang mereka butuhkan, bukan apa yang dibutuhkan lawan jenis mereka. Baik pria maupun wanita merasa bahwa mereka sudah memberi dan memberi, tapi tidak memperoleh kembali. Mereka merasa cinta mereka tidak diterima dan tidak dihargai. Kenyataannya mereka sama-sama memberikan cinta, tapi tidak dengan cara yang diinginkan.

Kaum pria dan wanita masing-masing mempunyai enam kebutuhan cinta yang khas dan sama-sama penting.

Dalam keenam sesi berikut, kita akan merumuskan 12 jenis cinta dalam istilah-istilah praktis dan mengungkapkan sifat timbal baliknya.
  1. Wanita membutuhkan perhatian, pria membutuhkan kepercayaan. Saat pria memperlihatkan minta terhadap perasaan-perasaan wanita dan menunjukkan kepedulian mendalam akan kesejahteraan wanita itu, wanita merasa dicintai dan diperhatikan. Mempercayai pria berarti meyakini bahwa ia melakukan yang terbaik dan bahwa pria tersebut menginginkan yang terbaik bagi pasangannya.
  2. Wanita membutuhkan pengertian, pria membutuhkan penerimaan. Sikap penuh pengertian tidak berarti mengetahui pikiran atau perasaan seseorang, melainkan berusaha mengumpulkan makna-makna dari apa yang didengar, dan bergerak untuk membenarkan apa yang disampaikan. Bila wanita dengan penuh cinta menerima pria tanpa berusaha mengubahnya, pria itu merasa diterima. Sikap menerima itu tidak menolak, melainkan menegaskan bahwa pria itu diterima dengan gembira.
  3. Wanita membutuhkan rasa hormat, pria membutuhkan penghargaan. Wanita merasa dihormati bila pria menanggapinya dengan mengakui dan mengutamakan hak-hak, harapan, dan kebutuhan-kebutuhannya. Bila wanita mengakui telah menerima manfaat dan nilai pribadi dari usaha-usaha dan tingkah laku pria, si pria jadi merasa dihargai.
  4. Wanita membutuhkan kesetiaan, pria membutuhkan kekaguman. Wanita berkembang subur jika ia merasa dipuja dan istimewa. Mengagumi pria adalah memandangnya dengan penuh kekaguman, rasa senang, dan persetujuan yang menyenangkan. Pria merasa dikagumi jika wanita gembira dan takjub akan sifat-sifat khasnya atau bakat-bakatnya yang mungkin mencakup rasa humor, keperkasaan, ketekunan, kejujuran, integritas, kemesraam, kebaikan hati, cinta, pengertian, dan sifat-sifat baik lain yang disebut nilai-nilai lama.
  5. Wanita membutuhkan penegasan, pria membutuhkan persetujuan. Sikap mengesahkan pria menegaskan hak wanita untuk merasa sebagaimana dirasakannya. Tanda seorang pria telah lulus ujian seorang wanita adalah persetujuannya. Sikap menyetujui ini berupa pengakuan atas kebaikan dalam diri si pria dan mengungkapkan kepuasan menyeluruh terhadap pria itu. Sikap menyetujui berarti mengakui atau mencari alasan-alasan yang baik di balik apa yang dilakukan pria itu. Setelah pria menerima persetujuan yang dibutuhkan, jadi lebih mudah baginya untuk menghargai perasaan-perasaan si wanita.
  6. Wanita perlu jaminan, pria perlu dorongan. Sikap meyakinkan membuat wanita merasa senantiasa dicintai. Sikap membesarkan hati dari wanita bisa memberi harapan dan keberanian kepada pria. Sikap mengungkapkan kepercayaan, penerimaan penghargaan, kekaguman, dan persetujuan mendorong pria untuk menjadi pribadi yang sebaik-baiknya.


Cara mencegah perselisihan-perselisihan yang menyakitkan. Pria akan mengetahui bahwa dengan bertindak selalu sok benar, mereka mungkin mengabaikan perasaan-perasaan wanita. Kaum wanita akan mengetahui bahwa secara tak sadar mereka sering kali mengirimkan pesan-pesan penolakan, bukannya ketidaksetujuan, dan dengan demikian membangkitkan sikap defensif pihak pria.

"Komunikasi merupakan unsur paling penting dalam suatu hubungan, sedangkan pertengkaran dapat merupakan unsur paling merusak" (Hlm. 227)


Untuk mencegah pertengkaran, kita harus ingat bahwa kita bukan keberatan pada apa yang kita katakan, pasangan melainkan terhadap cara kita mengatakannya. Dibutuhkan dua orang untuk bertengkar, tapi hanya perlu satu orang untuk menghentikan pertengkaran. Cara terbaik menghentikan pertengkaran adalah dengan menghentikannya sewaktu baru mulai. Belajarlah merasakan apakah perdebatan sudah berubah menjadi sebuah pertengkaran. Berhentilah berbicara dan beristirahatlah. Renungkan mengenai cara Anda mendekati denga pasar dan Anda.

Pria secara tak sadar memulai pertengkaran. Cara paling lazim yang digunakan pria untuk memulai pertengkaran adalah dengan meremehkan perasaan atau sudut pandang wanita. Kaum pria tidak menyadari sikap meremehkan ini.

Wanita secara tak sengaja memulai pertengkaran. Umumnya wanita secara tak sadar memulai pertengkaran tidak secara lugas menyampaikan perasaan-perasaan mereka. Bukannya secara langsung mengungkapkan rasa tak suka atau kekecewaannya, wanita mengajukan pertanyaan retoris dan secara tak sadar (atau secara sadar) menyampaikan pesan penolakan. Meski terkadang bukan ini pesan yang ingin disampaikannya, pada umumnya itulah kesan yang diterima pria.

Pria dan wanita memberikan nilai secara berbeda. Bila wanita memberi nilai, tak peduli betapa besar atau kecilnya sebuah pemberian cinta, nilainya adalah satu poin setiap pemberian mempunyai nilai yang sama. Ukurannya tidak menjadi masalah; pemberian itu bernilai satu poin. Tapi pria menganggap ia mendapat satu poin untuk satu pemberian kecil dan memperoleh 30 poin untuk pemberian besar. Karena tidak memahami bahwa wanita memberi nilai secara berbeda, tentu saja pria memusatkan energinya ke arah satu atau dua hadiah besar.

Pria tidak menyadari bahwa bagi wanita hal-hal kecil sama pentingnya dengan hal-hal besar. Dengan kata lain, bagi wanita, sekuntum mawar sama nilainya dengan membayar sewa rumah tepat waktu. Tanpa memahami perbedaan pokok dalam pemberian nilai ini, kaum pria dan wanita akan terus-menerus kecewa dan frustrasi dalam hubungan mereka.

Cara kaum wanita memberi nilai bukan hanya suatu kesukaan, melainkan suatu kebutuhan sejati. Kaum wanita membutuhkan banyak ungkapan cinta dalam hubungan, agar disayang. Satu atau dua pernyataan cinta, betapapun pentingnya, tidak akan dan tidak dapat memuaskannya.





Cara berkomunikasi satu sama lain selama saat-saat sulit. Saat kita marah, kecewa, putus asa, atau berang, sulit bagi kita untuk menyampaikan sesuatu dengan penuh cinta. Kita tidak ingat bagaimana berkomunikasi dengan cara yang sesuai bagi pasangan kita atau bagi kita.

Wanita secara tak sadar cenderung menyalahkan pria dan membuat pria merasa bersalah atas tindakan-tindakan mereka. Bukannya mengingat bahwa pasangannya telah berusaha sebaik-baiknya, wanita malah menduga yang paling buruk, suaranya terdengar mengecam serta penuh amarah. Saat perasaan-perasaan negatif muncul, amat suit bagi wanita untuk berbicara dengan penuh kepercayaan, penerimaan, dan penghargaan. Wanita tidak menyadari betapa menyakitkan dan negatif sikapnya itu terhadap pasangannya

Jika pria marah, mereka cenderung menghukum dan mengadili perasaan-perasaan wanita. Ia tak ingat bahwa pasangannya mudah terluka dan peka. Ia melupakan kebutuhan-kebutuhan pasangannya dan suaranya kasar serta tak peduli. Ketika muncul dorongan perasaan-perasaan negatif, sulit baginya untuk berbicara dengan penuh pengertian, perhatian, dan rasa hormat. Pria tidak menyadari betapa menyakitkan sikapnya yang negatif terhadap pasangannya.

Pada saat-saat demikian, berbicara akan sia-sia saja. Tapi untungnya ada cara lain. Jangan menyampaikan perasaan-perasaan Anda melalui kata-kata. Tulislah sepucuk surat baginya. Menulis surat memungkinkan Anda mendengarkan perasaan-perasaan Anda sendiri tanpa perlu khawatir akan menyakiti pasangan Anda.

Menuliskan perasaan-perasaan negatif dapat membantu Anda menyadari bahwa mungkin cara bicara selama ini kedengaran menjengkelkan. Dengan kesadaran yang lebih besar ini, Anda dapat menyesuaikan pendekatan Anda. Apalagi, dengan menuliskan perasaan-perasaan negatif Anda, intensitas perasaan-perasaan itu dapat dilampiaskan, sehingga memungkinkan kembalinya perasaan-perasaan positif. Setelah lebih terpusat, Anda dapat menghampiri pasangan Anda dan berbicara kepadanya dengan lebih penuh cinta tidak terlalu menghakimi atau menyalahkannya. Maka peluang Anda untuk dimengerti dan diterima menjadi jauh lebih besar. Mengungkapkan perasaan secara tertulis merupakan alat yang penting.


Sekian resume dari saya, semoga resume ini bermanfaat.

Thank you so much for visiting my blog, for taking the time to look around and read more than just one post. I hope you come to visit again soon!
Keep believe an amazing process, ya :)
—Desti

#mulaimenulisdiblog
#resumebuku
#bincangbuku
#destimereviewnonfiksi
#gramediapustakautama

10 Comments

  1. Lengkap sekali pembahasannya 🙈 Aku tandai untuk dibaca kapan-kapan, ya, Kak

    ReplyDelete
  2. Lengkap banget yaa buku ini, bener-bener kupas tuntas tentang penduduk Mars dan penduduk Venus.... Aku catet deh di wishlist 😍

    ReplyDelete
  3. Wah, lengkap sekali pembahasannya. Semakin yakin kalau ini tetap menjadi wishlistku. Cuma mau komentar ada typo di kemesraam, harusnya kemesraan. Penulisan di antara dipisah, yang di teks itu masih disambung. Semangat untuk tetap menulis! :)

    ReplyDelete
  4. Wah detail banget ka Desti ngereviewnya. Udah yakin nih, habis si pink aku bakal lanjutin yg si biru 🤭

    ReplyDelete
  5. Suka deh sama ulasan kak Desti soalnya di kupas secara lengkap banget. Aku tuh pernah baca sekilas di Gramedia Digital kalau emg kaum pria dan wanita itu beda banget. Kalau kaum mars punya masalah mereka akan masuk ke GOA sedangkan kaum venus memilih untuk menceritakan masalahnya dan di sinilah terjadi ketegangan di antara kedua pihak karena mereka tidak mengerti kebutuhan masing-masing. Kapan-kapan mau lanjut baca deh hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih fira :) Iya, yang fira sebutkan itu salah satu permasalahannya. Permasalahan lainnya ada tentang komunikasi, motivasi, dll. Iya next time semoga fira bisa dilanjutkan lagi ya bacanya. Ehehe... :D

      Delete