Dapat Menyambung Nyawa : JIKA KUCING LENYAP DARI DUNIA - Genki Kawamura


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Hi, reader!   Pada kesempatan kali saya akan mengulas buku Jika Kucing Lenyap Dari Dunia karya Genki Kawamura.

Buku yang saya miliki adalah bersampul warna biru. Penerbit Bentara Aksara Cahaya (Baca) sudah menerbitkan buku ini dengan tiga sampul bergambar dan warna yang berbeda. Semuanya bagus dan lucu-lucu. Untuk PO juga tersedia tote bag dan note book sesuai dengan gambar yang ada di sampul bukunya.

Buku Jika Kucing Lenyap Dari Dunia terjual lebih dari dua juta eksemplar dan telah diterjemahkan dari edisi asli bahasa Jepang berjudul Sekai kara neko ga kieta nara ke lebih dari empat belas bahasa. Kalau kalian pernah menonton film Your Name, Confessions, dan Weathering with You Genki Kawamura inilah yang menjadi produsernya.

Yuk, simak identitas buku dan ulasan dari saya!


Judul: Jika Kucing Lenyap Dari Dunia
Penulis: Genki Kawamura
Tebal: 255 Halaman
Terbit: Cetakan II, Februari 2021
ISBN: 978-602-6486-43-1

Blurb:

Apakah yang akan kamu lakukan jika umurmu tinggal hitungan hari? Apa perasaanmu jika kamu akan segera mati?

Seorang lelaki muda penyendiri yang bekerja sebagai tukang pos divonis mengidap kanker stadium akhir. Umurnya tinggal sebentar lagi. Dalam kekalutan, datang tawaran menggiurkan untuk melakukan perjanjian dengan Iblis agar hidupnya terselamatkan. Syaratnya: setiap hari dia harus bersedia menghilangkan sebuah benda yang dia sayangi dari dunia ini.

Jika kamu yang berada pada posisi dia, maukah kamu menerima tawaran sang Iblis? Jika ya, benda apa yang rela kamu hilangkan? Maukah kamu menghilangkan mantan pacarmu? Maukah kamu melenyapkan binatang kesayanganmu dari dunia yang aneh ini?

Novel unik ini tak hanya asyik dibaca dan sangat menghibur, tapi juga akan memberi kita pencerahan tak terduga, sekaligus membuat kita tertawa, menangis, dan merenung.



Ulasan saya:

Aloha adalah iblis yang datang kepada seorang lelaki muda yang divonis mengidap kanker stadium akhir. Aloha memiliki wujud yang sama dengan seorang lelaki muda tersebut. Maksud kedatangannya adalah untuk menawarkan transaksi menghilangkan satu hal saja dari dunia ini sebagai gantinya, lelaki muda tersebut dapat menyambung nyawa satu hari.

"Kamu menghilangkan satu hal saja dari dunia ini sebagai gantinya, kamu dapat menyambung nyawa satu hari." —Aloha (Hlm. 18)

Cerita ini banyak mendeskripsikan suasana hati lelaki muda tersebut, mempunyai nyawa yang akan berakhir dalam sisa hitungan hari.  Diceritakan dari sudut pandang pandang orang pertama, langsung dari lelaki muda yang di sini tidak disebutkan siapa namanya.

Sudah empat tahun lamanya lelaki muda tersebut menjalani sisa hidupnya tanpa seorang ibu dan ayah yang tak pernah lagi ia jumpa sejak ibunya meninggal dunia. Hanya kucing kesayangannya yang kini masih setia bersamanya, bernama Kubis.

Kubis, kucing yang dimiliki lelaki muda ini awalnya adalah milik ibunya. Tentu ada alasannya mengapa ibunya memberikan nama kubis. Sebelum memiliki kucing bernama Kubis, ibunya pernah memiliki kucing bernama Selada. Kubis menghadirkan kejutan pada cerita ini, yang baginya sulit dipercaya.

"Bukan manusia yang memelihara kucing. Melainkan kucinglah yang mendampingi manusia." (Hlm. 220)

Membaca cerita ini membawa saya untuk berimajinasi pada bagian hal-hal yang akan dihilangkan pada transaksi ini. Bahkan sudah dilenyapkan dari dunia. Setiap bab berjudul nama-nama hari dan setiap harinya berganti dengan membayangkan jika hidup tanpa telepon, film, jam, dan kucing.
Kemudian menyaksikkan ada berbagai pengaruh dari hal-hal yang hilang dari dunia, dapat mengubah dunia, dan memutar kembali memorinya ke masa lalu

Uniknya, hal-hal yang hilang masih mampu membuat manusia menjalani hidup sebagaimana mestinya. 

Tanpa telepon, lelaki muda merasakan hidup tidak praktis terutama saat janjian bertemu seseorang, tetapi lelaki muda itu juga mendapatkan efek yang begitu damai pada orang-orang di sekelilingnya.

Tanpa film, film-film berharga baginya, yang bisa dikatakan senantiasa menemaninya, seandainya film itu lenyap apakah lelaki muda itu akan merasakan seakan-akan dirinya sendiri lenyap?

Tanpa jam, lelaki muda itu berpikir selama hidup manusia repot-repot menemukan aturan yang disebut waktu, tahun, bulan, dan hari untuk membatasi diri. Kemudian menemukan jam untuk memastikan aturan yang disebut waktu. Ada aturan berarti kebebasan menjadi terbatas. Tetapi lelakui muda itu bisa memahami itu dengan baik kebebasan disertai kegelisahan. Sebagai gantinya kehilangan kebebasan, manusia memperoleh ketenangan sebab adanya aturan.

Tanpa kucing, lelaki muda ini terus membayangkan apa jadinya jika Kubis juga hilang dari dunia? Akankah dirinya mau menghilangkan kubis untuk menyambung hidup satu hari? 

Namun, jika dirinya telah tiada apakah dirinya akan terlupakan oleh Kubis? Seperti Kubis lupa tentang ibunya. 

"Selalu ada alasan mengapa sesuatu berada di dunia, tapi tak ada lagi alasan apa pun mengapa sesuatu harus hilang dari dunia." (Hlm. 218)

Ketika membacanya ada bagian yang membuat saya tertawa dan ada juga bagian yang mengharukan, dengan bahasa yang sangat mengalir. Merenungkan makna hidup dan bagaimana memanfaatkan sisa hidup. Memikirkan kembali apa yang ingin dilakukan dan diucapkan kepada orang tercinta. Pernahkah melakukan sesuatu yang benar-benar penting? Pernahkah menemui orang yang benar-benar ingin ditemui dan menyampaikan kata-kata yang benar-benar penting kepada orang yang benar-benar penting? Kemudian memunculkan pertanyaan yang terjadi setelah kematian terhadap mereka yang telah ditinggalkan.

"Tidak di suatu tempat yang bukan di sini, tapi di sinilah aku berada dan kini aku bisa bersyukur karenanya."

Surat dari ibu yang berisikan 10 hal indah dalam diri anaknya si lelaki muda tersebut, surat yang mengandung bawang, bikin sedih dan mengharukan. Selain itu, surat tersebut juga mengandung pesan dari ibunya dan dapat mengubah keputusan hidup si lelaki muda menjelang kematiannya.

Dari secara keseluruhan cerita yang mengandung kata "Kucing" pada judul ini, menurut saya justru iblis yang menjadi sorotan pada cerita ini.

Hikmah dari beberapa kalimat yang bisa dipetik dari cerita ini adalah:
  1. Manusia cenderung menginginkan sesuatu tanpa kehilangan apa pun. 
  2. Ada sesuatu yang tak dapat dihindari sama seperti kematian, yakni kehidupan.
  3. Hampir selalu orang baru menyadari apa yang penting baginya setelah kehilangan itu.
  4. Keluarga itu sebenarnya bukan sesuatu yang "ada". Keluarga itu seharusnya "dibina".
  5. Bagi semua manusia kapan berakhirnya usia tak dapat diketahui.

Saya rekomendasikan novel ini untuk kalian yang suka dengan kucing dan ingin merenungkan makna hidup.

Terima kasih sudah membaca dan berkunjung ke blog ini.
Sampai jumpa di postingan lainnya.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
—Desti

0 Comments