30 Kutipan Motivasi Fahd Pahdepie - Buku Muda, Berdaya, Karya Raya!


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Hi, reader!  Pada kesempatan kali ini saya akan mengulas buku Muda, Berdaya, Karya Raya!

Ini pertama kalinya saya membaca buku karya Fahd Pahdepie dan saya langsung suka sekali dengan buku ini. Ada tiga alasan mengapa saya jatuh cinta kepada buku ini. Pertama, karena buku ini bercover cantik warna kuning, warna kesukaan saya, hasil design Sukutangan memang selalu keren, ya. Kedua, karena buku ini sangat menginspirasi, khususnya dalam bidang menulis. Ketiga, karena buku ini mengandung kutipan motivasi yang berlimpah. Untuk itu, selain saya akan mengulas buku ini, saya juga akan membagikan 30 kutipan pilihan saya dari buku ini.

Yuk, langsung saja simak identitas buku dan ulasan dari saya!

Judul: Muda, Berdaya, Karya Raya!
Penulis: Fahd Pahdepie
Tebal: 336 Halaman
Terbit: Maret 2019
Penerbit: Republika
ISBN: 9786025734724

Blurb:

Konon, fase terberat dalam hidup adalah usia dua puluhan. Jika seseorang berhasil melewati fase ini dengan baik, hidup akan baik-baik saja hingga akhir. Jika gagal, segalanya menjadi lebih berat lagi di fase berikutnya.

Di usia 20-an dan awal 30-an, setiap orang mengalami krisis hebat. Tentang penemuan jati diri. Tentang menjadi cocok dengan lingkungan. Tentang menemukan kompas untuk melangkah ke masa depan. Sementara kita sibuk di antara dilema: bersenang-senang atau bekerja keras? Pacaran dulu atau menikah saja? Bekerja atau berwirausaha? Memanjakan diri atau berinvestasi? Lebih penting membahagiakan diri sendiri dulu atau orangtua dan keluarga? 

Orang menyebut fase ini sebagai krisis perempat usia. Quarter life crisis. Buku ini tak memberimu cara menjalaninya. Sebab kamulah tuan bagi dirimu sendiri. Melalui buku ini, Fahd Pahdepie bercerita dan mengajak kita melihat betapa serunya melewati fase hidup yang menegangkan ini. Fahd mengajak kita membuktikan diri, bahwa kita: MUDA. BERDAYA. KARYA RAYA!


Ulasan saya:

Muda, Berdaya, Karya Raya adalah buku autobiografi sebuah jurnal tentang perjuangan seorang Fahd Pahdepie dalam melewati krisis perempat usianya, yang didedikasikan untuk Fahd kecil saat dia masih terluka.

Buku ini terbagi menjadi 10 bagian. Setiap bagian terdiri dari 6-7 judul bab. Dalam buku ini Fadh Pahdepie banyak sekali memberikan kutipan tentang berkarya terutama dalam hal menulis dan kutipan tentang kehidupan, seperti prihal rezeki, memberi dan menolong.

Buku ini sangat inspiratif sekali, Fahd Pahdepie menceritakan tentang kehidupannya sejak dirinya masih seorang anak kecil sampai sekarang telah menjadi seorang suami sekaligus ayah yang berkarir sebagai seorang penulis, pengusaha, dan aktivis. Banyak penghargaan yang dinobatkan kepadanya. Di balik kesuksesannya yang sekarang perjalanan hidupnya tidak selalu mulus.

Saya mendapatkan banyak pelajaran berharga lewat cerita-cerita kisah nyatanya bagaimana seorang Fahd Pahdepie dalam menghadapi satu persoalan dan cara menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya.

Membuat keputusan yang akhirnya menjadikan dirinya mempunyai pilihan dalam melangkah. Salah satunya adalah Fahd Pahdepie memilih untuk mengundurkan diri dari posisi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan memilih fokus untuk berkarya sambil berbisnis.

Selain itu, saya juga mendapatkan banyak sekali pesan moral dan kalimat motivasi yang saya temukan pada tiap-tiap bab selain dari kutipan-kutipan yang dibuatnya.

"Apa yang berat bagi kita hari ini, belum tentu berat bagi kita esok. Dan saat diberi masalah besar, sebenarnya kita sedang diminta untuk memantaskan diri menjadi individu yang layak melangkahi masalah itu—menjadi lebih besar dari masalah itu. Di sana, kita diminta untuk banyak beristigfar, mawas diri, ikhlas, pasrah, dam bersabar. Percayalah, Allah sedang menyiapkan sebuah sekenario terbaik untuk hidup kita." P. 282

Pada cerita-cerita di buku ini juga Fahd Pahdepie menyampaikan ingin menolong sebanyak mungkin orang dan menjadi individu yang bermanfaat. Fahd berhasil mengubah ide menjadi buku, buku menjadi royalti, lalu royalti menjadi bisnis. 

Kini Fahd Pahdepie berhasil membukukan sebuah prestasi dalam pencapaian pribadinya. Buku Muda, Berdaya, Karya Raya adalah bukunya yang ke-21.

Bahkan dengan membeli/membaca buku ini, Anda telah ikut memberi sepiring makan untuk mereka yang membutuhkan. Royalti dari buku ini disumbangkan untuk memberi makan gratis setiap hari kepada orang miskin, anak jalanan, dan mereka yang kehabisan bekal di perjalanan. Disalurkan melalui Saroba Foodcenter di bawah project 'Everyday Little Kindness'.


30 kutipan Fahd Pahdepie Muda, Berdaya, Karya Raya:
  • "Kita semua sedang menyembuhkan diri dari hal-hal yang tidak kita katakan dan berusaha mendapatkan kekuatan dari hal-hal yang kerap kita ceritakan. Semua luka memang akan sembuh, tetapi tidak semuanya akan hilang." P. 10
  • "Jadilah penulis. Jika kau mati, kata-katamu tidak." P. 20
  • "Jika engkau menuliskan satu kata, kemudian kata itu membuat satu pikiran terbuka, satu hati menghangatkan, satu penat terbebaskan, apalagi yang kau minta? Kau telah menjadi penulis paling bahagia" P.23
  • "Hidup ini samudera cerita. Dan setiap kita adalah pencerita, yang berlayar dengan kapal masing-masing." P. 33
  • "Kau harus bergerak. Jika kau tak bisa berlari, berjalanlah. Bila tak sanggup melangkah, berteriaklah. Panggil. Katakan. Tuliskan. Sebab ketika kau tak sanggup melakukan apa-apa lagi, hatimu harus berdoa. Pikiranmu harus terus berputar. Kau tak boleh berhenti." P. 43
  • "Sesuatu yang kau tunda akan menggumpalkan kekuatan untuk memburumu tanpa ampun!" P. 49
  • "Tidak ada hari yang buruk. Hari di mana keinginan-keinginanmu tidak tercapai adalah hari yang akan membuatmu lebih dewasa. Sementara hari di mana kamu merasa sedih, tidak nyaman, atau cemas adalah hari yang kelak akan kamu syukuri saat kamu punya lebih banyak waktu untuk berusaha lebih mengerti pada diri sendiri." P. 77
  • "Kadang kita ragu mencoba hal baru, kita enggan keluar dari zona nyaman, padahal di seberang segala yang kita khawatirkan bahkan takutkan: selalu ada ilmu dan hikmah yang bisa yang bisa kita temukan. Semua yang memberi kita makna, warna, dan rasa yang memperkaya hati dan pikiran kita." P. 103
  • "Kita kerap menilai orang karena kesalahan yang mereka buat, tetapi jarang menilai mereka dari bagaimana mereka menyelesaikan dan keluar dari masalah-masalah itu." P. 107
  • "Nanti kamu nggak akan ingat hari-harimu di kantor, ngetik, bikin laporan, dikejar deadline. Buat sesuatu, kejar impianmu, berkompetisi, kalahkan musuh terbesarmu, berkarya! Itu yang bakal jadi bahan obrolan kamu di masa tua." P. 112
  • "'The beautiful attracts the beautiful', hal-hal baik dan indah harus menjadi magnet bagi hal-hal baik dan indah lainnya. Maka, itulah tugas selanjutnya. Kita harus memberi, kita harus berbagi, kita harus berkarya." P. 119
  • "Tidak semua yang memakimu adalah musuh, tidak semua yang menyanjungmu adalah teman." P. 133 
  • "Bila ada yang membicarakanmu di belakang, teruslah berjalan. Maka mereka akan terus tertinggal... di belakang." P. 161
  • "Tanam satu kebaikan di hidup setiap orang yang kamu kenal!" P. 169
  • "Hidup ini bukan tentang berapa lama kita menjalaninya, tetapi berapa dalam kita memaknainya." P. 173
  • "Banyak orang berpikir bahwa sukses adalah tempat tujuan. Bagaimana kalau mulai hari ini kesuksesan hanya sebuah tiket? Tujuan kita adalah memberi kebaikan dan kebahagiaan kepada sebanyak mungkin orang, menjadi sebaik-baik manusia." P. 186
  • "Motivasi terbaik yang bisa kita berikan kepada seseorang adalah dengan menunjukkan seberapa besar semangat dan motivasi yang kita miliki untuk mencapai sesuatu dalam hidup kita." P. 190
  • "Semua yang kau berikan akan kembali. Semua yang kau minta akan menagih." P. 197
  • "Di dunia ini ada beberap orang yang ketika kau tak dihargai oleh mereka, hidupmu terasa tak berguna." P. 225
  • "Sesuatu yang masih perlu kau perlihatkan kepada orang lain, pasti itu belum benar-benar ada dalam dirimu." P. 232
  • "Jadilah orang yang merdeka: yang hak-haknya terpenuhi, tak menjajah kebebasan siapa pun. Mulailah dengan tidak menyepelekan hak orang lain, karena kita pun terluka jika hak kita dianggap tak berharga." P. 236
  • "Jika aku sedang tak banyak menulis, aku sedang banyak membaca." P. 258
  • "Belajarlah pada siap saja. Jangan lihat siapanya. Setiap orang yang ditakdirkan bertemu denganmu, membawa satu ilmu dan kebijaksanaan yang tak boleh kamu lewatkan." P. 261
  • "Saat kau menolong orang lain, sebenarnya kau sedang menolong dirimu sendiri." P. 268
  • "Jika tuhan memberikan rezeki lebih, sesungguhnya ia tidak sedang memintamu membeli lebih... Ia memberimu kesempatan untuk berbagi lebih." P. 272
  • "Memberi tanpa mengingat, menerima tanpa melupakan." P. 278
  • "Berkaryalah sampai kau tak perlu memperkenalkan diri lagi." P. 290
  • "Kadang-kadang, hidup adalah tentang menyusun dan menemukan makna dari cerita-cerita yang dialirkan oleh serangkaian peristiwa kebetulan." P. 305
  • "Kalau kita mengejar-ngejar uang, kita akan jadi individu yang kacau. Individu yang orientasi dan ukuran dirinya adalah uang. Individu yang derajatnya di bawah makhluk bernama uang itu. Padahal, kalau kita memosisikan diri lebih tinggi dari uang, uanglah yang akan mengejar-ngejar kita." P. 320
  • "Jika kau merasa menderita, bersyukurlah sebab segalanya berjalan tak baik-baik saja dan kau merasa kekacauan ini harus dirapikan, badai harus ditembus, kesalahan-kesalahan harus ditebus, dan apa-apa yang belum sanggup membunuhmu membuatmu lebih kuat." P. 327

Nah, keren-kerenkan kutipannya?
Kutipanya saja sudah keren seperti itu, kebayang tidak cerita hidupnya sekeren apa? 


Apakah kalian pernah baca buku autobiografi juga?
Karena ini adalah pertamakalinya saya membaca buku autobiografi, kalian boleh banget rekomendasikan untuk saya buku autobiografi yang pernah kalian baca pada kolom komentar di bawah ini.

Sampai di sini dulu berbagi ulasan dan kutipan buku dari saya.
Semoga kita selalu bersabar dan menghargai setiap proses yang kita jalani di kehidupan ini. Aamiin!

Terima kasih sudah membaca dan berkunjung ke blog ini.
Sampai jumpa lagi diulasan buku berikutnya.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
—Desti

3 Comments

  1. Selalu keren tulisan kak Desti 😇

    ReplyDelete
  2. Buku ini masih nangkring di rak ku kak 🤭
    Insyaallah segera dibaca. Tertarik masukin ke TBR habis baca ulasan kak desti

    ReplyDelete