Book Review and Quotes: SINGLE KEDUA (Wardah T.)



Novel Romance Religi

Judul buku: Single Kedua⁣
Nama penulis: Wardah T.
Penerbit: Pustaka Media Aksara
Tebal: 280 Halaman⁣
Tahun terbit: Cetakan I, Maret 2020


Book description:

Tentang kenangan yang menerungku seseorang.

Nisa yang terperangkap dalam kenangan bersama Byan memilih enggan menikah meski tawaran taaruf berdatangan. Setahun menjanda tidak membuatnya lekas beranjak dari masa lalu, meski Byan dan keluarganya  datang menawarkan perjodohan baru.

Ustaz Ali datang sebagai calon. Laki-laki yang pernah disuka Nisa dulu sekarang menduda karena baru ditinggal sang istri. Keluarga besar Qolamuz Zaman menyambut gembira, tetapi tidak bagi Nisa. Dia masih enggan dari single keduanya.

Stigma janda pun akhirnya menjatuhkan Nisa dalam pernikahan yang tidak dikehendaki, dengan Ustaz Ali sebagai suami barunya. Tidak tahukan mereka, perjodohan menjadi trauma sendiri bagi seseorang? Apalagi dengan laki-laki yang menyimpan kenangan dengan perempuan lain. Bisakah Nisa mengatasi semua ini? Sedang perasaan belum sepenuhnya pulih.


Book review:

Dimulai dengan menggunakan cadar, Nisa memulai dunia barunya dengan harapan kebaikan-kebaikan datang menghampiri setelah dirinya memeilih bercerai dari Byan yang sudah menjalani rumah tangga bersamanya selama 2 tahun, tapi tidak pernah berhungan badan dengannya. Sebelum bercerai Byan menikah dengan Mbak Lowee istri kakaknya bernama Roshan yang telah meninggal dunia dan meninggalkan putranya bernama Zidan.⁣
Nisa merestui pernikahan Byan dengan Mbak Lowee karena Byan kelewat susah move on, pernah keliru melihat Nisa seperti Mbak Lowee. Byan setiap harinya lebih memikirkan keberlangsungan hidup Lowee daripada Nisa. Baca cerita ini rasanya ingin bawa pisau untuk cabik-cabik isi kepalanya Byan yang tidak peka terhadap perasaan istrinya, Nisa. Uuuh sabar!!⁣
Diceritakan dari sudut pandang orang pertama yaitu Nisa sendiri tentang kegelisahannya sebagai seorang janda kembang di kota Malang yang erat hubungannya dengan keluarga di dalem. Dalem adalah sebutan rumah untuk Kiai. Dengan ruang lingkup keluarga besar Pondok Pesantren Qolamuz Zaman. Desas-desus tetangga mulai mencuat dampak dari status Nisa sebagai janda kembang. Nisa perlu berpikir panjang untuk menikah lagi dengan Ustaz Ali karena takut tidak bisa melakoni peran istri sebagaimana mestinya seperti saat bersama Byan dulu.⁣
Ini konfliknya rumah tangga banget, seperti menyaksikan kisah nyata, kumenangiiiiis melepaskan..... 🎶,⁣ seru!!
Tenang, ada hal membuat cerita ini menjadi adem yaitu kisah persahabatan Nisa dengan Nalini. Beruntungnya Nisa mempunyai Nalini yang solehah, mengingatkan dirinya untuk selalu sabar, ikhlas dan mencintai segala sesuatu hanya karena Allah. Pernah kesalahpahaman terjadi diantara mereka, karena keduanya bukan orang yang egois dan saling peduli maka kesalahpahaman cepat berlalu tidak menjadi penghalang untuk terus bersahabat.⁣

Catatan dari Nisa ini dilengkapi dengan banyak dalil yang berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami oleh Nisa.⁣

Ditengah cerita kesedihan Nisa selain ada sahabat Nisa yang bikin adem, juga ada penulis yang turut serta ambil peran sebagai gadis muda yang akrab dipanggil Dedek Wardah yang sangat humoris dan mengundang tawa.⁣

Hikmah yang bisa dipetik dari cerita Nisa ini salah satunya belajar mencintai meski Nisa sendiri tahu bahwa dirinya tidak dicintai. Sosok Nisa punya pendirian yang kuat bukan berarti Nisa ingin membantah kedua orang tuanya atas perjodohannya dengan Ustaz Ali.

Nisa pandai menjaga perasaan kedua orang tuanya, sahabatnya juga perasaan tokoh-tokoh lainnya yang hadir dicerita ini.⁣
Sosok Nisa mengingatkan untuk meyakini bahwa ridha Allah tergantung pada ridha orang tua atas perjodohannya.

Book quotes:

"Kadang baik saja tidak cukup. Ada cinta, kasih sayang, kesetiaan yang menjadi dambaan perempuan." (Hlm. 14)⁣

"Kenangan itu air dalam botol. Jika kamu mau menutup longgar, lama-lama akan habis terbuang. Cuma, kalau ditutup rapat, selamanya di dalam." (Hlm. 17)⁣
"Kata orang, sekali cukup dijadikan pelajaran. Sejarah bukan untuk diulang. Sejarah sebaiknya dikenang. Mengulang sejarah, sama saja mengulang kepahitan." (Hlm. 153)⁣
"Cinta soal waktu. Sedang waktu tak pernah pasti menentukan." (Hlm. 155)⁣
"Manusia itu kerap lupa dengan 'usaha kerasnya' ketika mengabaikan apa yang 'sudah didapatkan'. Kufurlah orang yang demikian, karena sudah lupa mensyukuri." (Hlm.188)⁣

⁣Note:

Jika kalian ingin baca novel ini juga bisa kunjungi Shopee akun Rumah_Aksara gunakan kode RUMADESTI agar dapat diskon 5K sampai 23/05/2020.

Happy reading all :)

0 Comments