Book Review and Quotes: MERASA PINTAR, BODOH SAJA TAK PUNYA (Rusdi Mathari)

Religi

Judul buku: Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya
Nama penulis: Rusdi Mathari
Penerbit: Buku Mojok
Tebal: xviii + 226 Halaman
Tahun terbit: Cetakan ketujuh, Januari 2020


Book description:

Buku ini mulanya adalah tulisan berseri selama dua tahun di situs web Mojok.co. Sejak kali pertama tayang, kisah sufi dari Madura bernama Cak Dlahom ini segera digemari. Dibaca lebih dari setengah juta pemirsa Mojok.co.


Book review:

Buku ini mengisahkan kejadian sehari-hari saat Bulan Ramadan di sebuah desa di Madura. Terbagi menjadi 2 bab. Bab tersebut diberi nama Ramadan Pertama yang berisi 14 judul dan Ramadan kedua berisi 16 judul. Jadi, menceritakan Ramadan 2 tahun berturut-turut. Dengan tokoh utama adalah Dlahom, duda tua yang hidup sendiri di sebuah gubuk dekat kandang kambing milik Pak Lurah. Suka menyendiri di kuburan dan sering jadi komentator perbincangan yang berkaitan dengan ibadah.

Emangnya siapa sih Cak Dlahom itu? Orang pintar ya?

"Cak Dlahom memang beda. Disebut sinting, tidak. Disebut pintar, kok ya bodoh. Disebut tahu ilmu agama, Cak Dlahom tak pernah berceramah. Tak punya santri, tak punya murid, tidak punya jemaah." (Hlm. 141)

YA AMPUN!!! Cak Dlahom ini karakter yang minta dijitak banget bikin geregetan. Sabar ya buat para tetangganya Cak Dlahom. Dari tokoh Dlahom inilah gaya bertutur humor lahir dicerita ini. Setiap bab pokok-pokok obrolan selalu diikuti kelakuan Dlahom yang semakin absurd. Seperti kelakuannya saat telanjang bulat di belakang pengimaman masjid, azan pukul 11 malam, ngomong sama batu, dll. Setelah bertingkah Dlahom selalu menyampaikan pesan lewat alasan-alasan yang Dlahom kaitkan dengan ibadah yang membuat para tetangganya merenungkan ulang pemahaman mereka atas agama Islam.

Selain Cak Dlahom, dicerita ini juha ada tokoh yang tidak kalah penting perannya, yaitu Mat Piti. Orang yang biasa-biasa saja. Tidak melarat dan tidak kaya, tapi orang-orang mengenalnya sebagai dermawan. Suka menyantuni anak yatim, membantu orang kesusahan, membayari utang orang-orang yang terjerat utang, mendatangi tetangga yang sakit dan mendoakan, dan sebagainya. Dia menganggap Cak Dlahom tidak saja miskin, tapi juga fakir. Orang yang serba kekurangan, dipinggirkan, dilupakan, dan karena itu patut mendapat perhatian dan kasih sayang. Lebih dari itu Mat Piti suka mendengarkan Cak Dlahom berbicara. Dia merasa sering ada pesan tertentu di balik ocegan Cak Dlahom yang belum tentu dipahami semua orang dikampungnya.

Buat kamu yang mau ngabuburead dengan buku ini awas jangan sampai ikutan sinting ya. Ambillah yang benar dan ambillah kebaikannya.

Baca juga: Atomic Habits


Book quotes: 

"Mat, sesuatu yang diwajibkan adalah sesuatu yang manusia tidak suka mengerjakannya. Kalau manusia suka melakukannya, untuk apa diwajibkan, Mat?" (Hlm. 5)

"... Kamu selalu bertanya dan ingin mencari Allah, padahal Allah meliputimu setiap hari. Lebih dari denyutan nadi yang paling halus yang pernah kamu dengar atau kamu rasakan." (Hlm. 24)

"... bagaimana kamu akan mengenali Allah sementara salatmu baru sebatas gerakan lahiriah. Sedekahmu masih kau tulis di pembukuan laba rugi kehidupanmu. Ilmumu kau gunakan mencuri atau membunuh saudaramu. Kamu merasa pintar sementara bodoh saja tak punya." (Hlm. 24)

"Banyak dari mereka yang ingin menolong bukan karena benar ingin menolong. Mereka menolong hanya karena rasa iba. Rasa tidak enak. Rasa ingin dilihat dan dipuji oleh orang lain bahwa mereka bisa menolong. Mereka sibuk melihat orang lain, tapi alpa melihat ke dalam diri mereka. Sibuk menilai orang lain dan lupa menilai kekurangan diri sendiri. Orang-orang semacam itulah yang mestinya perlu ditolong." (Hlm. 122)

"Kenapa yang harus dihormati hanya orang yang berhaji? Kenapa orang yang salat tidak dipanggil Pak salat? Orang yang puasa dipanggil Pak Puasa? Orang yang berzakat, Pak Zakat?" (Hlm. 138)

"Menjadi istimewa apabila orang semacam kalian yang justru bersedekah, beramal, dan berinfak. Benar, kalian mungkin kesulitan memenuhi kebutuhan hidup, tapi justru karena kesulitan hidup kalian itulah sedekah kalian menjadi luar biasa. Sangat istimewa. Orang miskin yang sanggup berinfak. Orang  yang setiap hari hidup pas-pasan mampu memberi pinjaman kepada orang yang lebih membutuhkan." (Hlm. 182)

"Batu tak sanggup jadi manusia karena merasa kalah keras dibanding hati manusia." (Hlm. 206)


Happy reading all: )

0 Comments