Book review & Quotes: MY BRILLIANT LIFE - Kim Ae-ran


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Hi, reader!   Pada kesempatan kali ini saya akan mengulas buku My Brilliant Life.

My Brilliant Life adapted into a movie. Film Korea Selatan ini di produksi tahun 2014, dibintangi oleh Song Hye-kyo dan Kang Dong-won. Film ini disutradarai oleh E J-yong.

Yuk, langsung saja simak identitas buku dan ulasannya dari saya!


Judul buku : My Brilliant Life
Nama penulis : Kim Ae-ran
Tebal : 356 Halaman
Penerbit : Haru
Terbit : Cetakan pertama, September 2021


Blurb :

Ini adalah kisah tentang orangtua muda
dan anak mereka yang menua lebih cepat....

Ulasan saya:

Diceritakan dari sudut pandang seorang anak laki-laki berusia 17 tahun bernama Han Areum di Korea Selatan yang sejak usia 3 tahun menderita penyakit Progeria dan penyakit komplikasi lainnya. Penyakit bawaan langka normalnya anak-anak tubuh semakin besar, sedangkan dia menua dan semakin menua. Dan kini, Areum lebih tua dari Ayahnya.

"Aku tidak tahu siapa yang paling berperan besar dalam kelahiranku; Ayah atau Ibu. Satu-satunya hal yang bisa aku yakini adalah tidak satu pun dari mereka memainkan peran yang sangat menentukan. Terkadang dalam hidup, jawaban yang susah payah kita cari, bisa muncul di mana saja. Sementara, pertanyaannya telah diatur dalam konteks yang tidak berbubungan dengan jawaban itu sendiri." P. 30


Ayah Areum yang bernama Daesu dan Ibunya yang bernama Mira banyak menuturkan ucapan-ucapan yang bijaksana. Aerum lahir saat ayah dan ibunya berusia 17 tahun. Aerum sangat detail menceritakan tentang kehidupannya sejak dirinya berada dalam kandungan ibunya, hingga akhirnya terlahir dan merasakan penyakit yang dideritanya.

"Mungkin hanya ada dua kali kesempatan dalam hidup seorang perempuan akan menangis seperti itu. Saat anakmu lahir dan saat  anakmu meninggal. Aku merasa lega saat mendengar suara tangisan ibu. Ah, aku lahir dari perempuan yang menangis sepertiku. Meskipun aku tidak tahu arti dari air matanya, setidaknya itu membuatku yakin bahwa diriku ini cukup berharga." P.48

Kedua orangtua Aerum bukanlah orang tua yang sempurna, tetapi selalu bersikap bijaksana menjalani keseharian hidupnya. Begitu pula Aerum yang juga bijaksana menjalani keseharian hidupnya selama 14 tahun terakhir.

"Orangtuaku selalu takjub dengan kenyataan bahwa mereka dan orangtua mereka juga berasal dari bentuk bayi, manusia terkecil di dunia. Orangtua menjadi dewasa saat mereka mendapatkan banyak pengalaman melalui anaknya. Bahkan, tampaknya hubungan sebab akibat pun tak berlaku karena semakin sering berpikiran sederhana seperti anak-anak justru menjadikan mereka lebih bijaksana" P. 66

Aerum punya hobi baca buku. Dia tidak terlalu pemilih dalam hal genre, membaca semua.  Saat membaca tulisan banyak orang, dia pun memiliki keinginan untuk menulis juga. Termasuk menuliskan kisah nyata cerita tentang Ayah dan Ibunya sewaktu dulu awal bertemu.

"Bagiku, buku telah menjadi seorang nenek yang menceritakan kisah-kisah menarik sepanjang malam, seorang guru yang mengajariku berbagi pengetahuan dan informasi tentang dunia, juga seorang teman untuk berbagi rahasia dan kekawatiran bersama." P. 53

Selain itu Aerum juga memiliki kebiasaan mencatat hal-hal yang membuat dirinya penasaran. Seperti pertanyaan-pertanyaan berikut:
Kenapa orang-orang memiliki anak?
Kenapa orangtua selalu terlihat seperti orang tua, tidak pernah semuda apa pun mereka?
Kenapa seseorang anak masih tampak seperti anak-anak, tidak peduli setua apa pun mereka?
Kenapa Tuhan menciptakan orang sepertiku?
Dia pun menuliskan jawabnnya sebelum dia lupa.

"Untuk menghidupkan kembali masa-masa yang tidak bisa mereka ingat."

"Tidak ada orang yang bisa mengingat dengan jelas bagaimana masa kecil mereka, teruma pengalaman mereka sebelum usia tiga atau empat tahun. Orang-orang bisa melihat dan mengalami lagi masa-masa itu melalui anak-anak mereka. Oh, mungkin dulu aku seperti itu. Oh, mungkin dulu aku baru bisa menegakkan kepala saat seumurannya. Mungkin dulu aku juga menatap ibuku seperti itu. Kembali menjadi anak-anak dengan menjadi orangtua. Bukankah itu sebabnya orang-orang punya anak?" P. 85

Pada cerita ini meskipun yang bercerita adalah dari sudut pandang Aerum sebagai seorang anak, tapi rasanya tidak mengurangi porsi bagian cerita dari kedua orangtuanya. Di sini tidak hanya Aerum yang membayangkan begitu banyak moment tentang kematiannya, tapi juga kedua orangtuanya. Begitu sulitnya Aerum dan orangtuanya untuk saling menyampaikan kalimat penting menjelang kematian Aerum.

"Saat mencintai seseorang, selalu ada cara untuk mengetahui betapa besarnya cinta itu. Caranya, dilihat dari berapa keras usaha orang itu untuk pergi melarikan diri darimu." P.152

"Ibu, aku... bisa tahu besarnya cintamu, cinta sejati, ketika aku melihat betapa kerasnya usaha ibu untuk melarikan diri dariku." P. 152

Bagian yang paling menyedikan adalah ketika Aerum mulai kehilangan penglihahatan pada matanya karena degenerasi makula.  Kini usianya 17 tahun namun secara fisik usianya 80 tahun. Para dokter menyarankan untuk segera rawat inap, tetapi keluarga Aerum tidak bisa melakukannya karena kesulitan ekonomi. Hingga akhirnya ada sebuah stasiun televisi yang mengundangnya di acara Donasi. Pada acara itu banyak yang Aerum dan orangtuanya ceritakan, juga menjawab pertanyaan saat sesi tanya jawab. Diakhir acara ada sebuah pertanyaan singkat yang Aerum jawab dengan bijaksana. Pertanyaannya adalah Jadi, Aerum ingin menjadi apa?

"Aku sangat ingin menjadi anak yang paling lucu di dunia ini. Ada banyak cara bagi seorang anak untuk bisa membuat orangtuanya bahagia. Benar, kan? Kita bisa sehat , akur dengan saudara, menjadi anak yang pandai di sekolah, pandai dalam hal olahraga, populer di antara teman-teman, bekerja di perusahaan besar, menikah dan punya anak, hidup lebih lama daripada orangtua. Ada begitu banyak, kan? Tapi, setelah kupikirkan, tidak ada satu pun yang bisa aku lakukan. Jadi, aku memikirkannya dengan serius. Aku memutuskan akan menjadi anak yang paling menyenangkan." P. 182

Bagian yang paling menyenangkan adalah menyaksikan setiap percakapan Aerum dengan tetangganya yang bernama Kakek Jang. Karena dalam percakapannya seringkali Aerum menceritakan segala kegalauannya, ketakutannya dan harapan-harapannya yang berujung dengan candaan. Seringkali muncul pertanyaan dari Aerum kepada Kakek Jang yang di luar dugaan. Seperti:
"Memangnya Kakek mau melakukan apa kalau bisa menjadi muda lagi?"
"Jika harus memilih antara memiliki anak yang sakit, tapi panjang umur, dan anak yang sehat, tapi mati pada usia muda, Kakek Jang akan pilih yang mana?"
"Kapan sesorang dikatan dewasa?"
Sering kali juga Kakek Jang menceritakan pengalaman-pengalaman hidupnya kepada Aerum.

"Kurasa kita baru bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi tua hanya dengan mengalaminya. Saat berada di usiaku ini, waktu sudah mengambil semua yang berharga dariku secara fisik, dan meni ggalkanku sedikit kesadaran. Itu bahkan bukan hal yang luar biasa. Hanya sesuatu yang sudah pernah kudengar atau hal yang sudah aku tahu." P. 303 -Kakek Jang 

Perasaan saya setelah baca buku ini ya... sedih, mengharukan dan banyak kalimat yang bisa direnungkan. Banyak pesan moralnya teruntuk sebagai seorang anak maupun sebagai orang tua muda. Tidak ada orangtua yang sempurna dan keinginan terbesar seorang anak adalah ingin membuat orangtuanya bahagia. Juga belajar tentang bersyukur untuk setiap waktu yang kita miliki dan keluarga yang menyayangi. Saya juga sudah menonton filmnya, sama sedihnya dan bikin tambah banjir air mata.

Terimakasih untuk penerbit Haru telah memberikan saya kesempatan untuk membaca buku My Brilliant Life. 

Ya, itulah ulasan saya dan kutipan-kutipan dari buku My Brilliant Life.
Bagaimana? Apakah kamu tertarik untuk membeli dan membaca buku ini?
Kamu bisa beli buku ini di Shopee klik >> Penerbit Haru
Happy Shopping and happy reading, ya!

Terima kasih sudah membaca dan berkunjung ke blog ini.
Sampai jumpa di postingan lainnya.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
—Desti



0 Comments