Simak 5 Alasan Menjurnal yang Wajib Diketahui



 Hi, reader! Sudahkah kamu menjurnal hari ini?

Setiap awal bulan saya suka memposting journal cover page, reading list, to do list, wish list, quote, reminder dan beberapa habits di akun instagram saya dengan hastag #bujonyadestiUntuk apa? Apakah karena mau pamer kegiatan supaya dibilang produktif? Atau apakah karena kurang kerjaan jadi membuat jurnal kemudian mempostingnya? Tentu bukan itu alasannya, tentunya adalah agar teman-teman juga mau ikutan mulai mencobanya.

Saya sendiri menjurnal sejak 2 tahun lalu setelah swap mail dengan akun bookstagram kak @y0nea yang memberikan saya banyak printilan journaling kit, kemudian saya memperhatikannya bagaimana cara ia menjurnal. Saya mulai mengikuti akun instagram @bulletjournaling@planneraddictindonesia, kemudian mengenal akun bookstagram kak @atriasartika inisiator dari @playwithjournal hingga saya tergabung dalam group whatsapp tersebut. Di play with journal saya bisa mengenal perlengkapan/peralatan jurnaling, jenis-jenis jurnal, cara hand lettering dan yang paling berkesan buat saya adalah kak Atria selalu mengingatkan bahwa kita harus bisa mendapatkan manfaat dari menjurnal, sedangkan cantiknya jurnal adalah bonus.

Pada kesempatan kali ini saya akan memberikan alasan mengapa saya menjurnal yang padahal jurnal saya tidak rapih, tidak indah dipandang dan tidak estetik, tapi dengan menjurnal saya bisa mendapatkan manfaatnya. 

Berikut ini adalah beberapa alasan saya menjurnal:

1. Agar Memperhatikan Hari Esok dengan Niat Karena Allah
Mau menjurnal kok bawa-bawa Allah segala, Des?
Iya dong, karena Allah memerintahkan kepada manusia agar memperhatikan persiapan hari esok sebagai bentuk ikhtiar mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat kelak yang disampaikan lewat ayat berikut ini:

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Q.S Al-Hasyr: 18)

Seruan untuk mempersiapkan hari esok ini diawali dan diakhiri oleh kalimat taqwa. Dapat disimpulkan bahwa memperhatikan hari esok itu juga merupakan salah satu karakteristik ketaqwaan.

Bagaimana caranya? Tulis rencana apa saja yang akan kamu lakukan (to do list) untuk hari esok atau Tulis yang akan kamu lakukan sebagai rutinitasmu setiap hari (habits). Catatan setiap rencanamu secara detail hingga waktu tercapainya rencana tersebut. Agar hidup terarah dan tidak hanya sekadar mengikuti flow saja. Kamu bisa isi jurnalnya setiap hari dengan kegiatan dalam usaha di kehidupan alam dunia ini tidak menjadi sia-sia agar mempersiapkan bekal sebaik-baiknya sebelum masuk ke kehidupan abadi di alam akhirat. Misalnya, One Day One Juz (baca Al-Qur'an), salat sunah (salat dhuha & tahajud), jadwal puasa sunah, jadwal kajian, jadwal membaca buku (menuntut ilmu), deadline pekerjaan (kerja juga ibadah), wish list (supaya tidak boros), reminder pembayaran tagihan bulanan (hutang kebawa sampai mati) dan jadwal olahraga (sehat jasmani dan rohani). Itu hanya contoh dari saya, selebihnya kamu juga bisa tuliskan target-target dalam kurun waktu mingguan, bulanan atau tahunan.

Ini kok alasan, tapi kayak ceramah, Des?
Iya, karena tujuan saya juga untuk saling mengingatkan dalam hal kebaikan.
Yuk, niatkan semuanya karena Allah!

2. Sebagai Pemantau Kebiasaan (Habits)
Pemantau kebiasaan agar bertahan pada jadwal yang sudah dibuat.
Alasan ini saya dapatkan ketika saya selesai membaca buku Atomic Habits (James Clear)

Berikut ini adalah kutipan dari buku tersebut:

"Kita tidak berubah dalam sekejap mata dan langsung menjadi orang yang sama sekali baru. Kita berubah sedikit demi sedikit, hari demi hari, kebiasaan demi kebiasaan. Kita terus-menerus mengalami evolusi mikro diri." (Hlm. 45)

Selalu menyenangkan untuk dapat melihat bagaimana sebenarnya saya telah menghabiskan waktu. Dalam hal ini saya berusaha konsisten mengerjakan apa yang sudah saya buat agar mencapai tujuan walaupun, pada akhirnya hasil akhir bergantung pada kehendak Allah.

3. Lebih Menghargai Ingatan
Cherish the memories, kenangan itu ada yang baik (saat mencapai tujuan, hari spesial dan memperoleh penghargaan) juga ada yang buruk (saat gagal mencapai tujuan, sakit dan perpisahan). Saya pribadi ingin mengabadikan dan menghargai setiap prosesnya. Namun, tidak mungkin sanggup untuk mengingat semuanya sebab itu saya menuliskanya di jurnal yang sewaktu-waktu bisa saya buka kembali tulisan tentang peristiwa tersebut.

Berikut ini ada kutipan yang pernah saya baca dari sebuah novel yang berkaitan dengan alasan saya:

“Otak manusia itu selalu berusaha untuk berjuang dan mengingat, tapi kalau ada sesuatu yang tertulis, kau sudah tidak perlu lagi mengingatnya dan bisa dengan tenang melupakannya. Sisakan kenangan yang menyenangkan, kenangan yang buruk tulis dan lupakanlah.” —Minato Kanae (Confessions, Hlm. 131)

4. Tempat Mecurahkan Isi Hati
Setiap hari selalu memiliki suasana hati yang berbeda. Tidak selalu dalam keadaan senang, kadang-kadang marah, sedih dan kecewa. Saya bisa menuangkannya lewat tulisan layaknya buku diary, begitu juga tentang keadaan-keadaan yang selalu mengingatkan saya untuk selalu bersyukur, bisa saya tuangkan sebagai gratitute journal.

Rutinitas yang kadang-kadang membuat saya merasa bosan seperti terlalu sering menatap layar laptop atau HP bisa saya alihkan dengan menjurnal. Sejenak memanjakan diri dengan kreatifitas menempel dan menghias jurnal. Menuliskannya dengan brush pen dan mewarnainya dengan spidol.

5. Sebagai Brain Dump
Brain dump adalah proses mengeluarkan semua yang kamu pikirkan di dalam otakmu ke media penyimpanan lainnya, misalnya kertas atau komputer. Melakukan brain-dump membuat semua hal baik yang penting maupun  tidak keluar dari otakmu. Sehingga kamu memiliki ruang untuk bersantai, berpikir, atau berkreasi.
(http://whatis.teachtarget.com/definition/brain-dump)
 
Setiap kali ide-ide bagus muncul, sebelum hilang dan terlupakan dari ingatan, saya selalu buru-buru menuliskannya di buku jurnal. Saya tulis dan jadwalkan agar ide-ide itu bisa segera saya kerjakan, termasuk ketika saya mempunyai ide untuk memposting sesuatu baik di instagram atau blog.

Agar tidak terlalu banyak pikiran, saya juga memisahkan kegiatan dan acara yang menjadi prioritas saya dalam satu pekan. Mencatat barang belanjaan, perlengkapan dan buku bacaan apa saja yang akan saya beli setelah gajian. 

Pokoknya menuliskan apapun yang terpikir di benakmu. Usaha untuk memisahkan ide baru, tugas, pekerjaan dan keinginan. Kemudian membuat to-do list.


Ya, itulah alasan saya menjurnal.
Bagaimana teman-teman apakah kamu mulai tertarik untuk mulai mencatat aktifitas yang sudah kamu kerjakan dan yang akan kamu kerjakan di sebuah buku jurnal?
Apakah kamu mau mulai mencoba menuliskan curahan isi hati dan mengeluarkan isi pikiranmu di sebuah buku jurnal?
Semoga dengan menuliskan atau mengeluarkannya di sebuah buku jurnal hari-harimu jadi semakin  ringan dan menyenangkan, ya!

Thank you so much for reading my blog and the kind words!
For taking the time to look around and read more than just one post.
Keep believe an amazing process, ya :)
Desti—

4 Comments

  1. Sepertinya aku perlu ngejurnal seperti ini. Hehehe
    Soalnya kalau kebanyakan mencatat ide dan kegiatan di pikiran suka terasa penuh. Hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo kak vi, wajib dicoba mulai bikin sedikit habits. Ehehe :D . Makasih kak Novia udah mampir baca tulisanku :)

      Delete
  2. Macam mak2 kayakku Gini bisa engga yaa nge joernal?? 😂 Hehehehhe

    ReplyDelete